Sejarah Linux – Biografi Ringkas Si Penguin Tux

Mei 25, 2008

Linux adalah sistem operasi komputer menyerupai sistem operasi UNIX, yang telah lebih dahulu dirilis pada akhir tahun 60-an. Sejarah kelahiran Linux tidak terlepas dari GNU Project yang dicanangkan oleh Richard Stallman pada tahun 1983 sebagai sebuah proyek kolaborasi massal untuk pembuatan sistem operasi free UNIX-like yang kompatibel dengan POSIX.

Pada 1991, di Helsinki, Finlandia, Linus Torvalds memulai sebuah proyek hobi yang kelak menjadi embrio dari apa yang kita kenal sekarang sebagai Linux Kernel. Torvalds membuat sebuah program kecil terminal emulator yang dia gunakan untuk melakukan remote access (akses jarak jauh via jaringan) ke server UNIX universitasnya melalui komputer pribadi miliknya. Dia menulis program tersebut dalam bahasa pemrograman C dan meng-compile-nya dengan GCC (GNU C-Compiler), dan secara spesifik dirancang untuk berjalan pada perangkat keras komputer pribadi yang digunakannya (PC dengan prosesor intel 80386). Program tersebut bersifat independen atau tidak berjalan di atas sistem operasi lain.

Belakangan Torvalds menyadari bahwa program terminal emulator yang dibuatnya merupakan cikal-bakal sebuah kernel (program inti) dari sistem operasi yang sama sekali baru dan unik. Torvalds lantas mempublikasikan sistem sederhana ciptaannya tersebut lewat sebuah posting di Usenet pada newsgroup “comp.us.minix”.

Linux mulai hangat dibicarakan ketika Andrew S. Tannenbaum, pakar komputer berpengaruh sekaligus pencipta Minix Microkernel System yang mengilhami Torvalds membuat Linux, mengkritik program kernel monolitik buatan Torvalds itu sebagai “sistem yang bakal usang dalam beberapa tahun mendatang” dan bakal digantikan oleh GNU Hurd yang lebih modern. Segera saja pernyataan Tannenbaum itu memicu perdebatan panjang yang fenomenal di forum diskusi komunitas tersebut.

Seiring perjalanan waktu, kenyataan yang ada ternyata membalikkan prediksi Tannenbaum 180 derajat. GNU Hurd tidak pernah mencapai level stabilitas yang memungkinkannya untuk digunakan pada server. Di sisi lain, Linux semakin berkembang dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi maupun semua platform perangkat keras yang ada, berkat model pengembangan terbuka (open development model) yang didukungnya. Bahkan semakin banyak perusahaan teknologi ternama yang mengumumkan dukungan produk mereka untuk berjalan di atas Linux, antara lain Sun Microsystem, IBM, Oracle, dan Compaq.

Model pengembangan terbuka menjadikan Linux sistem operasi yang memiliki sangat banyak varian. Berbagai distribusi dan komunitas dari seluruh penjuru dunia mengembangkan Linux dengan ciri khas, konfigurasi paket sistem, dan variabilitas teknis masing-masing, namun tetap mengacu pada kernel atau program inti yang sama, yakni Linux Kernel. Beberapa distribusi Linux ternama adalah Redhat, Debian, Slackware, Ubuntu, SUSE, Knoppix, Mandriva, Caldera, Mandrake, dan Fedora.

Pengembangan Linux generasi awal lebih banyak mengarah pada penyediaan sistem untuk perangkat server jaringan, antara lain ditandai dengan dirilisnya kernel 2.0 pada tahun 1996 yang membuatnya dapat berjalan pada perangkat komputer dengan beberapa prosesor.

Dalam ranah webserver terdapat akronim populer “LAMP”, kependekan dari Linux, Apache, MySQL, dan PHP (Sebagian pihak menerjemahkan P sebagai Perl, tergantung bahasa pemrograman web yang mereka gunakan). LAMP adalah konfigurasi perangkat lunak webserver yang memanfaatkan kolaborasi dari empat kekuatan perangkat lunak open source: Linux untuk sistem operasi, Apache sebagai program webserver, MySQL untuk manajemen database, dan PHP atau Perl sebagai server side web programming-nya. LAMP menjadi sangat populer karena menawarkan solusi paket perangkat lunak webserver yang ekonomis namun memiliki unjuk kinerja yang sangat baik.

Seiring waktu berjalan, trend pengembangan Linux mulai merambah kebutuhan pengguna komputer personal, baik desktop, laptop, hingga mobile PC dan smart handheld devices (PDA dan smartphone). Beberapa distribusi Linux, termasuk Ubuntu, mengambil langkah awal dengan merancang varian Linux untuk berjalan pada komputer berskala desktop. Ubuntu juga merancang beberapa varian sistem baik untuk desktop maupun server (selengkapnya lihat lampiran: Beberapa varian dan derivatif sistem operasi Ubuntu).

Bahkan lebih jauh dan mungkin tanpa disadari, Linux telah masuk ke dalam kehidupan sehari-hari keluarga modern melalui berbagai perangkat multimedia portabel dan produk elektronik rumah tangga. Dari perangkat Personal Digital Assistant (Sharp SL C-3200), ponsel (Motorola ROKR E8), konsol game (Sony Playstation 3), Digital Video Recorder (TiVO), hingga perangkat musik digital seperti Korg OASYS dan Yamaha Motif XS, telah memanfaatkan kekuatan komputasi Linux untuk mendukung kinerja mereka (http://linuxdevices.com).